Praktisi budaya A Prayitno mengatakan kesenian tradisional wayang
kulit saat ini semakin terdesak oleh globalisasi karena itu harus
dilakukan upaya pelestarian kebudayaan tersebut.
"Saat ini kesenian wayang kulit di Tanah Air sudah semakin terdesak
dengan kesenian modern. Sehingga masyarakat dalam hal ini generasi muda
harus kembali dibangkitkan untuk kembali belajar tentang kesenian
tersebut," katanya di sela-sela kegiatan "Wayang for Student" di Ubud,
Bali, Selasa (15/4).
Menurut pemilik Museum Topeng dan Wayang Setia Darma Prayitno itu,
jika tidak mulai sekarang diperkenalkan kepada anak-anak, mulai dari
tingkat SD hingga SMA, maka kebudayaan khas bangsa ini akan langka dan
punah.
"Generasi muda untuk mengetahui wayang kulit saat ini sudah mulai
bergeser dengan kebudayaan modern, seperti yang ditayangkan kebanyakan
televisi. Dengan demikian secara tidak langsung pemikirannya juga akan
bergeser dengan kebudayaan adi luhung tersebut," katanya.
Oleh karena itu, peran pemerintah dan perusahaan swasta harus mampu
berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan wayang kulit itu.
"Lihat saja generasi muda yang menekuni pedalangan sangat sedikit
prosentasenya dibanding jumlah generasi penerus yang ada di Indonesia.
Karena itu peran pembinaan dan pelestarian harus terus digalakkan," ucap
Prayitno yang memiliki koleksi ratusan topeng dan wayang dari berbagai
daerah dan negara di dunia ini.
Ia mengatakan pihaknya salut dengan perusahaan swasta, seperti Bank
BCA yang peduli terhadap pelestarian wayang kulit ini dengan melakukan
program pengenalan wayang kulit terhadap pelajar.
"Saya berharap perusahaan swasta lainnya agar tergerak untuk
melakukan langkah seperti yang dilakukan Bank BCA saat ini, yakni
pelestarian wayang kulit itu," katanya.
Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo mengatakan pihaknya akan
terus berupaya melakukan pelestarian kebudayaan wayang tersebut.
"Pelestarian yang dilakukan melalui dana CSR perusahaan itu, kami
melakukan program pelestarian wayang kulit. Tahun lalu di tempat ini
(Museum Topeng dan Wayang) menggelar lokakarya tentang wayang kulit yang
diikuti dari sejumlah daerah di Indonesia dan beberapa peserta dari
luar negeri," katanya.
Namun kali ini sebagai keberlanjutan program adalah mengenalkan
wayang kulit kepada pelajar di Bali. Sebelumnya kami juga mengenalkan
wayang di mal di Jakarta. Sambutan dan antusias masyarakat terhadap
wayang luar biasa.
"Artinya masyarakat sebenarnya masih peduli dengan kesenian wayang
kulit tersebut. Namun ditengah zaman modern tersebut harus dibarengi
dengan sentuhan teknologi kekinian, sehingga kesenian tersebut menarik
warga untuk mempelajari," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberikan beasiswa terhadap ki
dalang anak-anak, dengan tujuan mereka selain belajar formal juga
mempelajari wayang kulit di luar jam sekolahnya.
"Beasiswa itu juga sudah kami serahkan kepada sejumlah ki dalang
anak-anak yang dianggap layak dan memiliki talenta dalam kesenian wayang
kulit tradisional tersebut. Dan kami pun bekerja sama dengan Kompas TV
untuk menayangkan kesenian wayang kulit sejak setahun lalu," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar