• Pagelaran Wayang Kulit
  • Dalang Tribasa
  • Pakeliran Wayang Purwa
  • Dalang Tribasa
  • Dalang Intertain
  • Tri Bayu Santoso
  • Dalang Inovatif
  • Pelaku Budaya
  • Youtube
  • Facebook
  • Twitter
  • Blogger
  • Saoundcould
  • Foursquare
  • Instagram
  • Pagelaran Wayang Kulit

Sabtu, 20 Juli 2013

Wayang Anak Dalam Kreasi Dan Tradisi


Kalau bicara wayang bukan hal mudah , kata orang yang tahu tentang wayang, konon wayang merupakan gambar nyata di masa lalu , sebut saja nama buto dalam tradisi jawa sekarang pun ada sebutan buto untuk mahluk astral besar berwarna hijau. namun dalam sejarah seni wayang di indonesia sudah ada sejak lama, di ceritakan sebelum agama hindu datang di nusantara kegiataan seni wayang sudah ada, namun bukit model wayang di masa lalu belum di ketemukan oleh arkeolog.

Memang wayang harus di kenal sejak kecil agar seni wayang tak hilang dari bumi indonesia, bagaimana buku - buku sejarah wayang banyak di simpan di luar negeri, masak seni yang sangat menciri khaskan budaya indonesia harus juga di pelajarin sejak kecil, agar dapat menyerap seluruh cerita - cerita wayang yang jumlahnya banyak. mungkin kalau sudah dewasa bisa menpunyai ilmu wayang seperti Ki Napto Sabdo Dan Ki Manteb Sudarsono.

Dalam beberapa tahun kebelakang wayang sudah mendunia. lihat negeri tetangga yang mau menjaga hingga terasa ingin memiliki, hingga timbul insiatif dari negara untuk memasukan wayang sebagai wayang budaya benda asal indonesia , hingga UNESCO pada tanggal 7 November 2003 mengakui wayang berasal dari indonesia.

Kreasi wayang boleh - boleh asal itu wayang merupakan karya imajinatif yang paling di sukai anak - anak indonesia ketika Wayang di Tengah-tengah Generasi Instan.lihat saja anak muda yang suka lihat youtube berapa jumlahnya. itu salah satu contoh kegiatan online yang bisa ambil untuk membuat generasi muda untuk mengenal wayang walau hanya melihat kebangga kesenian asli indonesia.

Selama ini anak tidak mendapat moment untuk melihat wayang, apalagi ketika pendidikan menjadi tujuan para anak - anak di kampung, timbul acara Gelaran Festival Dalang Bocah (FDB) 2012 tanggal 5 – 7 Juli 2012   di Meseum Bank Indonesia yang di buka oleh Wakil Presiden Indonesia. dalam acara terdapat lomba dalang bocah ,pesertanya hadir dari berapa daerah indonesia mereka berlomba – lomba menunjukkan aksi bermain wayang di hadapan para juri yang berkompeten dalam seni wayang dan kegiatan pedalangan.

Anak yang mempunyai kemampuan mendalang dapat mempunyai rasa pencaya diri, agar ketika selesai acara anak itu bisa menularkan kesenian wayang pada teman - teman , bahasa yang di gunakan juga harus dapat di pahami anak agar isi dalam kesenian wayang tidak hilang karena di situ ada kegiatan edukasi moral.

Dalam penelusuran yang di lakukan pemerhati wayang , jenis-jenis wayang di Indonesia sangat beragam. mulai dari bahan kulit atau yang baru yakni suket ( rumput ) . dari pulau - pulau indonesia di dominasi oleh pulau jawa. semua itu merupakan khazana wayang yang patut di banggakan oleh bangsa indonesia.
 
Namun cerita tentang seniman wayang kreasi yang di senangi oleh anak indonesia, berbanding terbalik dengan kehidupannya. ketika untuk mendapatkan hak dari apa yang beliau ciptakan tidak di hargai, sungguh cerita harus kita hindari agar seniman wayang kreasi untuk anak semakin berkembang dan semakin di sukai anak - anak ketika  Wayang di Tengah-tengah Generasi Instan .

Semua bisa menjadi pembajaran bawa buah karya harus di hargai ketika  Wayang di Tengah-tengah Generasi Instan ., karena di balik buah karya hidup seniman - seniman yang terpingirkan. jadi mari kita jadikan seni wayang sebagai permulaan bawa seniman wayang berharga sebagai penjaga warisan bangsa dan juga menghargai agar mereka tidak beralih profesi dan hidup jauh dari seni warisan budaya indonesia.
 





Readmore >>>

Selasa, 09 April 2013

Jadwal Pentas Wayang kulit Tribasa


Jadwal Pentas Wayang Kulit Ki Tri Bayu Santoso ( Tribasa ) Untuk bulan Mei dan Juni 2013
Readmore >>>

Selasa, 30 Oktober 2012

Wayang Kulit Di Akui Unesco



I. Wayang Kulit Masuk Situs Dunia
"Dari 936 daftar situs warisan dunia yang diakui UNESCO, ada sepuluh situs dunia yang patut dikunjungi kaum muda"
National Geographic Travel " membuat daftar dari 936 daftar situs warisan dunia yang diakui UNESCO, ada sepuluh situs dunia yang patut dikunjungi kaum muda. Salah satunya ialah pertunjukkan Wayang Kulit yang berasal dari Indonesia.

II.Wayang Kulit Di Akui Dunia 
" UNESCO pada tanggal 7 November 2003 telah MENETAPKAN bahwa WAYANG KULIT adalah warisan budaya dunia yang BERASAL DARI INDONESIA .
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika mengungkapkan, sejak 7 November 2003 lalu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengakui wayang sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Kita sebagai bangsa harus ikut bangga karena kebudayaan kita telah di akui oleh DUNIA  dan jangan sampai nantinya di akui oleh negara lain, Dan tetap bertahan hingga ahir dunia
Readmore >>>

Senin, 27 Agustus 2012

Wayang Kulit - Seni Pertunjukan Indonesia Yang Mendunia


Festival di Indonesia beragam dan beraneka warna. Festival ini menarik banyak wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Pergelaran Wayang Kulit merupakan salah satu event yang paling populer di Indonesia.
Wayang Kulit populer di jawa, Bali dan tempat lain di Indonesia. Kata 'wayang' berarti bayangan atau imajinasi dan 'kulit' berarti kulit yang merupkan bahan pembuat wayang. Wayang Kulit selain sebagai hiburan juga merupakan atraksi budaya. Wayang di Indonesia dianggap sebagai salah satu bentuk lampau animasi khas Indonesia. Budaya Indonesia tercermin dalam pertunjukan wayang yang berfungsik sebagai penyebar mitos, penyampai pesan moral, dan sebagai bentuk pengalaman spiritual, semua berbaur menjadi satu. Wayang juga dipahami memiliki kekuatan spiritual yang besar, dan "dihidupkan" melalui upacara khusus yang dilaksanakan oleh sang penutur cerita yang dikenal sebagai “Dalang”. Dalang adalah orang dengan bakat serbabisa. Dia harus memiliki perbendaharaan ratusan cerita, mampu bermain musik, memiliki pesona dalam hal kecakapan memainkan pertunjukan, mampu menjalankan ritual penting yang suci, dan juga tahu bagaimana membuat  wayang kulit yang berpola rumit.

Cerita-cerita yang dikisahkan dalam Wayang Kulit adalah kisah-kisah yang memuat mitos & moralitas. Cerita-cerita ini umumnya mencerminkan budaya yang kaya, beraneka warna dan beragam di Indonesia. 

Dalang dengan bantuan dari wayang menceritakan alur cerita dan memperindah tema universal dengan cara improvisasi dan refleksi dari kejadian penting di desa setempat (bahkan kejadian dalam skala nasional) atau kejadian yang sedang hangat menjadi buah bibir masyarakat. Umumnya Wayang Kulit merupakan pertunjukan humor untuk membuat penonton tertawa. Tetapi, tujuan utama di balik Wayang Kulit adalah untuk mendidik dan menghibur penonton pada saat yang bersamaan.

Penggambaran yang baik dan jahat, dengan yang baik selalu menang, meskipun yang jahat tidak pernah hancur merupakan tema dasar di balik pertunjukan. Wayang Kulit umumnya diselenggarakan saat upacara keagamaan, acara keluarga, dan perayaan di desa-desa, atau diadakan hanya sebagai bentuk hiburan biasa. Pergelaran Wayang Kulit ada yang diadakan semalam suntuk, terkadang sampai enam jam atau sampai subuh. Setiap aspek dari Wayang Kulit memiliki nilai mistis, simbolisme, dan makna esoteris. Wayang Kulit ditetapkan oleh UNESCO sebagai Seni Tutur Agung dan Warisan Budaya Tak Wujud pada 7 November 2003.

Wayang Kulit adalah pertunjukan yang sangat berwarna dan populer tidak hanya di Jawa dan Bali, tapi di seluruh Indonesia. Anda pasti akan menikmatinya, jika Anda menontonnya.

" Bagaimana Dengan Kita Orang Indonesia........."

Readmore >>>

Suluk


Suluk di Nusantara tidak terlepas dari pengaruh ajaran para penyebar dan pemimpin agama Islam (khususnya Jawa), yang notabene adala Waliyullah. Mereka adalah orang2 yang tekun mengamalkan dan mengajarkan Suluk (Tasawuf). Zaman itu adalah zaman ketika tasawuf menjadi ajaran pokok di setiap pesantren2 yang menjadi basis pergerakan para wali.

Suluk dipahami sebagai tembang (pupuh) yang berisi ajaran Tarekat, sedangkan Tarekat dipahami sebagai ajaran yang mengatur tata cara dzikir yang terikat dengan guru pertama yang mengajarkan metode itu.

Dalam perjalanannya, Suluk di tanah Jawa berkembang menjadi dua model: Tarekat dan Suluk. Tarekat kemudian diidentikkan dengan ajaran2 tasawuf yang ditulis dalam bentuk prosa, dan suluk diidentikan dengan ajaran2 tasawuf yang ditulis dalam bentuk pupuh dan kidung.

Kalau di Pedalangan Suluk : diartikan sebagai nyanyian puitis seorang dalang melukiskan suasana, misal ooong, bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap katon, kenya ilang wewadine, wadananira kumel kusem ilang rahnya para tani....ooooong...

"Suluk adalah Jalan Spirituil Thoriqoh yang tersirat untuk para orang-orang Salik".

Salik adalah orang yang melakoni suatu thoriqoh ( Tarekat Tasawuf ).

Dan upaya menyiarkan/berdakwah digunakan budaya lokal yang sudah kental di daerah tersebut.
Karena dahulu tanah jawa mayoritas beragama hindu dan budha maka ada pencampuran dengan budaya lokal,  agama sebelumnya, dan agama baru yang dibawa wali songo (Islam)

Sehingga Suluk dipakai Seorang Dalang dalam pagelaran Wayang Kulit ,yang nyata dalam pagelaran wayang kulit suluk disuarakan oleh dalang dengan mengutamakan Mutu Suara,sehingga selaras dengan Cerita yang dipertunjukan,tak heran jika baik buruknya penampilan dalang juga dinilai dari Suara Suluknya
Readmore >>>

Jumat, 17 Agustus 2012

Wayang, Media Pendidik Karakter Bangsa


 Dewasa ini, Pendidikan karakter menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan praktisi pendidikan. Pendidikan ini dimunculkan karena adanya ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan pendidikan, khususnya terhadap kualitas karakter output sekolah. Pendidikan yang sekarang dinilai gagal menciptakan manusia yang berkarakter karena terlalu fokus terhadap peningkatan pengetahuan dan terlalu menonjolkan kecerdasan berpikir. Namun lemah dalam kecerdasan budi dan batin sehingga tidak bisa berkembang menjadi bangsa yang berbudi luhur. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan moral semakin meningkat meskipun pendidikan sudah bisa dikecap oleh  semua kalangan. 

Nation and charakter building atau yang lebih dikenal dengan pendidikan karakter merupakan istilah yang sebenarnya sudah klasik dalam sejarah bangsa Indonesia. Istilah yang muncul ketika peristiwa Sumpah Pemuda ini mendadak popular kembali tahun 2010 sebagai tahun kebangkitan pendidikan karakter. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk karakter anak didik  yang bermoral, beretika, serta berbudi luhur sekaligus  mampu untuk bersaing di kancah internasional.
Sekarang, pendidikan karakter mulai digalakkan di sekolah-sekolah. Namun timbul sebuah masalah yaitu kurangnya media pembelajaran karakter. Media adalah alat yang digunakan oleh guru untuk membelajarkan karakter pada siswa. Media ini sangat dibutuhkan karena membantu siswa memahami serta melaksanakan karakter yang telah disampaikan oleh guru.
Solusi dari kurangnya media pembelajaran ini sebenarnya ada dihadapan kita, yaitu wayang.  Wayang adalah warisan budaya nenek moyang yang mengandung pesan-pesan moral yang sangat bagus bagi kehidupan. Dalam cerita pewayangan terselip  nilai-nilai kebaikan serta nilai kepahlawanan yang sangat baik untuk dijadikan teladan dalam membelajarkan karakter pada siswa. 

Penggunaan wayang sebagai media pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bercerita. Perlu diketahui bahwa wayang disini bukan dalam arti fisik (baca: wayang kulit), melainkan dalam bentuk nonfisik (baca: cerita). Guru cukup menceritakan kisah pewayangan yang mengandung nilai kebaikan serta mengajarkan karakter tokoh wayang tersebut untuk diteladani oleh siswa. Misalnya kisah  tentang Yudistira, kakak pertama Pandawa,  yang memiliki sifat yang bijaksana, bertanggung jawab, dan berjiwa pemimpin. Dengan peramtara cerita wayang ini, siswa bisa belajar berbagai karakter wayang yang pantas hingga yang kurang pantas diteladani sekaligus memupuk pengetahuan tentang khasanah budaya Indonesia.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh wayang sebagai media pendidikan karakter. Pertama, wayang bersifat acceptable. Artinya, wayang sendiri  merupakan bagian dari khasanah kebudayaan bangsa sehingga bisa diterima oleh semua kalangan, baik oleh guru maupun siswa. Kedua, wayang bersifat timeless yang berarti tak lekang oleh waktu. Cerita pewayangan adalah cerita yang memiliki kesamaan dari waktu ke waktu. Adanya sifat ini membuat wayang sebagai media pembelajaran karakter dapat digunakan secara turun temurun pada generasi pelajar selanjutnya. Ketiga, media wayang ini tidak membutuhkan banyak biaya seperti media lain serta praktis dan efisien. Bercerita tentang wayang tidak membutuhkan fasilitas penunjang dalam bentuk apapun. Yang dibutuhkan hanyalah kemampuan guru dalam mengekpresikan cerita tersebut dalam kalimat yang apik agar mudah dimengerti oleh siswa.
Wayang adalah warisan budaya nasional yang patut dilestarikan oleh bangsa Indonesia. Penggunaannya sebagai media pendidikan karakter menjadi  komponen pendukung pembentukan karakter anak bangsa sekaligus mempertahankan eksistensinya sebagai budaya bangsa.(kompasiana : Hilmia Wardani )



Readmore >>>